Kalaulah ada pemililihan pemerintah yang paling banyak membunuh rakyat maka pemenangnya adalah pemerintahan negara komunis dengan tokohnya mulai dari Lenin, Stalin, Mao Tse Tung dan Pol Pot. Dan keempatnya termasuk dalam sepuluh tokoh terkejam di dunia versi majalah Publizer.
Kita mulai dengan Lenin yang berhasil meruntuhkan pemerintahan Tsar Nicholas II dalam revolusi Bolshevik tahun1917 dan mendirikan pemerintahan komunis di Uni Soviet. Revolusi ini memang tidak berdarah-darah karena memang di dukung oleh rakyat dan meiliter yang merasa itulah solusi dari rakyat untuk keluar dari kemerosotan ekonomi. Banyak pihak berharap dari system komunis ini.
Banyak yang mengira komunisme adalah jalan keluar bagi rusia untuk lepas dari kelaparan dan kehancuran setelah dilanda kesulitan berkepanjangan akibat perang Dunia I. Akan tetapi, ketika ternyata tidak banyak terjadi perubahan, mulailah ada pemberontakan dan perlawanan terhadap pemerintah komunis.
Ketika mulai ada perlawanan, baru komunisme menunjukkan jati dirinya sebagai ideology yang tidak segan-segan menghabisi siapapun lawannya. Ketika kebijakan komunis diterapkan Lenin, jutaan korban berjatuhan. Wikipedia mencata lima juta orang tewas akibat kebijakan Lenin selama menerapkan system komunis terutama akibat kelaparan.
Puncak pembantaian komunis di Rusia terjadi pada masa pemerintahan Stalin pengganti Lenin. Diperkirakan Stalin telah membunuh sekitar 20 juta pada masa pemerintahannya. Yang anehnya Diktator yang satu ini, membunuh hampir semua pimpinan komunis yang diatas dan satu lighting dengannya.Tokoh-tokoh pendiri komunis, pejuang-pejuang komunis seangkatan Lenin dan seangkatan denganya habis semuanya.
Bagi Stalin kematian rakyat hanya masalah statistic. Kata-kata Lenin yang terkenal” The death of one man is atragedy. The death of million is astatistic” (Kematian satu orang adalah tragedy. Kematian jutaan orang hanyalah statistic saja) Tak heran begitu entengnya dia memerintahkan pembunuhan.
Tokoh yang ketiga adalah Mao Tse Tung pemimpin komunis China. Sejak 1949 sampai akhir masa kekuasaannya, kematian tidak wajar akibat partai komunis China mencapai 80 juta orang. Dari 80 juta orang ini, 40 juta orang mati keh ke laparan hanya dalam waktu 2 tahun yaitu ketika ia menerapkan kebijakan Lompatan jauh ke depan. Kelaparan terdasyat dalam sejarah umat manusia.
Mao Tse Tung melakukan pembersihan etnis terhadap muslim Uighur di Xinjian, Turkistan Timur. Jutaan orang dibantai di sana oleh Mao Tse Tung dan kebijakannya ini dilanjutkan oleh penggantinya Deng Xioping. Antara 1949 sampai dengan 1975, 26 juta muslim Uighur dibunuh oleh rezim komunis dengan berbagai cara. Sebelum pembersih etnis ini dilakukan, kaum muslim berjumlah 75 % dari populasi di Turkistan timur, tapi setelah pembunuhan ini muslim Uighur tinggal 35 % di Turkistan. Sungguh kekejaman yang tiada tara. Dan pembunuhan terhadap suku Uighur inimasih berlansung sampai sekarang.
Mengikuti jejak Stalin, Mao Tse Tung juga membunuh hampir semua pimpinan partai komunis yang sama-sama berjuang dengannya untuk menumbangkan pemerintahan Nasionalis Kuo Min Tang. Begitu juga pejuang-pejuang yang telah mempertaruhkan nyawa untuk mendirikan pemerintahan komunis diChina bersamanya.
Di Kamboja ada juga tokoh komunis yang tidak kalah kejam, Pol Pot. Di sebuah lading yang hanya 15 km di luar kota Phnom Pen ibu kota Kamboja ia membantai 17 ribu orang secara brutal. Tempat itu dikenal sebagai The Killing fields of Choeng Ek.
Dalam kurun tahun1975-9179 saat Pol Pot berkuasa hampir 2 juta rakyat Kamboja tewas karena wabah kelaparan atau dieksekusi di lading-ladang pembantaian. Tentara Pol Pot mengeksekusi korban dengan berbagai cara. Mereka tidak menenmbak korban dengan senjata api, karena bagi mereka peluru mahal. Mereka menggunakan pisau, pedang, bamboo tajam, sabit dan linggis.
Untuk korban anak-anak, cara eksekusinyalebih mengerikan. Tentara Pol Pot menghabisi nyawa bocah-bocah tak berdosa dengan membenturkan kepala korban ke batang pohon besar sampai remuk.
Banyak yang mengira komunisme adalah jalan keluar bagi rusia untuk lepas dari kelaparan dan kehancuran setelah dilanda kesulitan berkepanjangan akibat perang Dunia I. Akan tetapi, ketika ternyata tidak banyak terjadi perubahan, mulailah ada pemberontakan dan perlawanan terhadap pemerintah komunis.
Ketika mulai ada perlawanan, baru komunisme menunjukkan jati dirinya sebagai ideology yang tidak segan-segan menghabisi siapapun lawannya. Ketika kebijakan komunis diterapkan Lenin, jutaan korban berjatuhan. Wikipedia mencata lima juta orang tewas akibat kebijakan Lenin selama menerapkan system komunis terutama akibat kelaparan.
Puncak pembantaian komunis di Rusia terjadi pada masa pemerintahan Stalin pengganti Lenin. Diperkirakan Stalin telah membunuh sekitar 20 juta pada masa pemerintahannya. Yang anehnya Diktator yang satu ini, membunuh hampir semua pimpinan komunis yang diatas dan satu lighting dengannya.Tokoh-tokoh pendiri komunis, pejuang-pejuang komunis seangkatan Lenin dan seangkatan denganya habis semuanya.
Bagi Stalin kematian rakyat hanya masalah statistic. Kata-kata Lenin yang terkenal” The death of one man is atragedy. The death of million is astatistic” (Kematian satu orang adalah tragedy. Kematian jutaan orang hanyalah statistic saja) Tak heran begitu entengnya dia memerintahkan pembunuhan.
Tokoh yang ketiga adalah Mao Tse Tung pemimpin komunis China. Sejak 1949 sampai akhir masa kekuasaannya, kematian tidak wajar akibat partai komunis China mencapai 80 juta orang. Dari 80 juta orang ini, 40 juta orang mati keh ke laparan hanya dalam waktu 2 tahun yaitu ketika ia menerapkan kebijakan Lompatan jauh ke depan. Kelaparan terdasyat dalam sejarah umat manusia.
Mao Tse Tung melakukan pembersihan etnis terhadap muslim Uighur di Xinjian, Turkistan Timur. Jutaan orang dibantai di sana oleh Mao Tse Tung dan kebijakannya ini dilanjutkan oleh penggantinya Deng Xioping. Antara 1949 sampai dengan 1975, 26 juta muslim Uighur dibunuh oleh rezim komunis dengan berbagai cara. Sebelum pembersih etnis ini dilakukan, kaum muslim berjumlah 75 % dari populasi di Turkistan timur, tapi setelah pembunuhan ini muslim Uighur tinggal 35 % di Turkistan. Sungguh kekejaman yang tiada tara. Dan pembunuhan terhadap suku Uighur inimasih berlansung sampai sekarang.
Mengikuti jejak Stalin, Mao Tse Tung juga membunuh hampir semua pimpinan partai komunis yang sama-sama berjuang dengannya untuk menumbangkan pemerintahan Nasionalis Kuo Min Tang. Begitu juga pejuang-pejuang yang telah mempertaruhkan nyawa untuk mendirikan pemerintahan komunis diChina bersamanya.
Di Kamboja ada juga tokoh komunis yang tidak kalah kejam, Pol Pot. Di sebuah lading yang hanya 15 km di luar kota Phnom Pen ibu kota Kamboja ia membantai 17 ribu orang secara brutal. Tempat itu dikenal sebagai The Killing fields of Choeng Ek.
Dalam kurun tahun1975-9179 saat Pol Pot berkuasa hampir 2 juta rakyat Kamboja tewas karena wabah kelaparan atau dieksekusi di lading-ladang pembantaian. Tentara Pol Pot mengeksekusi korban dengan berbagai cara. Mereka tidak menenmbak korban dengan senjata api, karena bagi mereka peluru mahal. Mereka menggunakan pisau, pedang, bamboo tajam, sabit dan linggis.
Untuk korban anak-anak, cara eksekusinyalebih mengerikan. Tentara Pol Pot menghabisi nyawa bocah-bocah tak berdosa dengan membenturkan kepala korban ke batang pohon besar sampai remuk.
Nah dengan kisah-kisah ini masih adakah rakyat Indonesia yang normal mengimpikan NKRI ini menjadi Negara Komunis? Kalau ada memang kebangetan.
Catatan:
-
Naskah diolah dari , Agung Pribadi, Gara-gara Indonesia, ASMANADIA
Publishing house.
-
Gambar-gambar diambil dari google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar