Paham
Marxixisme berkembang di benua Eropa yang merupakan buah pikiran Karl Heinrich
Marx berkebangsaan Jerman yang dipadukannya dengan pemikiran Friedrich Engels
yang juga berkebangsaan Jerman. Kenapa pemikiran itu sampai ke Indonesia? Ini
tidak lepas dari seorang sosok Henk Sneevliet orang belanda yang datang ke
Inonesia tahun 1913 sebagai seorang staf
editor di Soerabaiaasch Handelsblad.
Sneevliet dilahirkan
di Rotterdam dan dibesarkan di 's-Hertogenbosch.
Setelah menyelesaikan
pendidikannya, ia mulai bekerja di perusahaan kereta api Belanda
pada 1900 dan menjadi anggota dari Sociaal Democratische
Arbeiders Partij (Partai Buruh Sosial Demokrat - SDAP) serta serikat
buruh kereta api.
Sejak 1906, Sneevliet aktif
untuk SDAP di Zwolle; di sana ia menjadi anggota dewan kota pertama dari
kelompok demokrat sosial dalam pemilihan umum pada 1907.
Sneevliet juga aktif dalam
serikat buruh Belanda, NV dan pada 1911 ia menjadi
ketuanya. Dalam serikat buruh itu, Sneevliet adalah salah seorang pemimpin yang
radikal.
Ketika terjadi pemogokan pelaut
internasional pada 1911, beberapa dari serikat buruh Belanda yang lebih
radikal ikut serta, tetapi kebanyakan dari gerakan itu, maupun mayoritas dari
SDAP sendiri, menentangnya.
Bagi Sneevliet, hal ini
mengakibatkan ia terasing dari keduanya dan memperkuat keputusannya untuk
meninggalkan Belanda dan pergi ke Hindia Belanda (sekarang Indonesia).
Pada Oktober 1915, ISDV mulai aktif dalam penerbitan surat kabar berbahasa Belanda, "Het Vrije Woord" (Kata yang Merdeka). Editornya adalah Adolf Baars.
Pada saat pembentukannya, ISDV
tidak menuntut kemerdekaan untuk Indonesia.
Pada saat itu, ISDV mempunyai
sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang
merupakan warga pribumi Indonesia.
Namun, partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis.
Perubahan terjadi kembali,ketika
Sneevliet memindahkan markas mereka dari Surabaya ke Semarang dan menarik
banyak penduduk asli dari berbagai elemen seperti agamawan, nasionalis dan
aktivis gerakan lainnya yang akhir-akhir ini sedang tumbuh di Hindia Belanda
sejak tahun 1900.
Di bawah pimpinan Sneevliet,
partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP di Belanda, dan yang
menjauhkan diri dari ISDV dan menolak untuk bekerja sama dengan pemerintah
karena menolak "berpura-pura" menjadi Dewan Masyarakat
(Volksraad Volksraad (Hindia Belanda).
Pada tahun 1917 kelompok reformis
dari ISDV memisahkan diri, dan membentuk partai sendiri dengan nama Partai
Demokrat Sosial Hindia.
Pada tahun 1917 ISDV meluncurkan
sendiri publikasi pertama berbahasa Indonesia, Soeara Merdeka.
Di bawah kepemimpinan Sneevliet,
ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi
di Rusia harus diikuti Indonesia. Kelompok ini berhasil mendapatkan
pengikut di antara tentara-tentara dan pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia
Belanda.
Dibentuklah 'Pengawal Merah' dan
dalam waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3.000 orang.
Pada akhir 1917, para tentara dan pelaut itu memberontak di Surabaya di sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu, dan membentuk sebuah dewan soviet.
Para penguasa kolonial menindas
dewan-dewan soviet di Surabaya dan ISDV. Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke
Belanda, termasuk Sneevliet.
Para pemimpin pemberontakan dari
kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun.
Sementara itu, ISDV membentuk blok dengan organisasi
anti-kolonialis Sarekat Islam. Banyak anggota SI seperti dari
Surabaya, Semaun dan Darsono dari Solo tertarik dengan ide-ide
Sneevliet.
Sebagai hasil dari strategi
Sneevliet akan "blok dalam", banyak anggota SI dibujuk untuk
mendirikan revolusioneris yang lebih dalam Marxis-didominasi Sarekat Rakjat.
Setelah kepergian paksa beberapa kader
Belanda, dalam kombinasi dengan pekerjaan di dalam Sarekat Islam, keanggotaan
telah berpindah dari mayoritas Belanda ke mayoritas Indonesia. Setelah
anggotanya berkembang dalam serikat islam akhirnya mereka memisahkan diri dan
berdiri sendiri menjadi Partai Komunis Indonesia
Catatan:
1.
Tulisan bersumber dari https://manado.tribunnews.com/2020/09/28/sosok-henk-sneevliet-pelopor-pki-masuk-di-indonesia-dikenal-pemimpin-radikal-berpaham-marxisme
2.
Gambar diambil dari google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar