PERISTIWA
GALUNG LOMBOK
Peristiwa
maut di Galung
Lombok terjadi pada tanggal 2 Februari 1947. Ini adalah peristiwa pembantaian
Westerling, yang telah menelan korban jiwa terbesar di antara semua korban yang
jatuh di daerah lain sebelumnya. Pada peristiwa itu, M. Joesoef Pabitjara Baroe
(anggota Dewan Penasihat PRI) bersama dengan
H. Ma’roef Imam Baroega, Soelaiman Kapala Baroega, Daaming Kapala Segeri, H.
Nuhung Imam Segeri, H. Sanoesi, H. Dunda, H. Hadang, Muhamad Saleh, Sofyan, dan
lain-lain, direbahkan di ujung bayonet dan menjadi sasaran peluru. Setelah itu,
barulah menyusul adanya pembantaian serentak terhadap orang-orang yang tak
berdosa yang turut digiring ke tempat tersebut.
Semua
itu belum termasuk korban yang dibantai habis di tempat lain, seperti Abdul
Jalil Daenan Salahuddin (kadi Sendana), Tambaru Pabicara Banggae, Atjo Benya Pabicara
Pangali-ali, ketiganya anggota Dewan Penasihat PRI, Baharuddin Kapala Bianga
(Ketua Majelis Pertahanan PRI), Dahlan Tjadang (Ketua Majelis Urusan Rumah
Tangga PRI), dan masih banyak lagi. Ada pula yang diambil dari tangsi Majene
waktu itu dan dibawa ke Galung Lombok lalu diakhiri hidupnya.
Sepuluh
hari setelah terjadinya peristiwa yang lazim disebut Peristiwa Galung Lombok
itu, menyusul penyergapan terhadap delapan orang pria dan wanita, yaitu Andi
Tonra (Ketua Umum PRI), A. Zawawi Yahya (Ketua Majelis Pendidikan PRI), Abdul
Wahab Anas (Ketua Majelis Politik PRI), Abdul Rasyid Sulaiman (pegawai
kejaksaan pro-RI), Anas (ayah kandung Abdul Wahab), Nur Daeng Pabeta (kepala
Jawatan Perdagangan Dalam Negeri), Soeradi (anggota Dewan Pimpinan Pusat PRI),
dan tujuh hari kemudian ditahan pula Ibu Siti Djohrah Halim (pimpinan Aisyah dan Muhammadiyah Cabang Mandar), yang pada masa PRI
menjadi Ketua Majelis Kewanitaan.
Dua
di antara mereka yang disiksa adalah Andi Tonran dan Abdul Wahab Anas.
Sedangkan Soeradi tidak digiring ke tiang gantungan, melainkan disiksa secara
bergantian oleh lima orang NICA, sampai menghebuskan napas
terakhir di bawah saksi mata Andi Tonra dan Abdul Wahab Anas.rg
Sumber :
https://sejarahsemarang.wordpress.com/zaman-belanda/raymond-westerling/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar