(Bagian 3 dari 4 tulisan)
Kepala Nagari Silungkang menjadi yang pertama dibunuh.
Selanjutnya tiga orang menyusul tewas. Massa kemudian menyerang kepala Stasiun
Silungkang. Namun ia berhasil melarikan diri. Seorang petugas karcis kereta api
menjadi sasaran. Stasiun Silungkang juga tak luput dari sasaran.
Pukul 03.00 massa kemudian kembali ke rumah Muhammad Yusuf. Tak lama mereka kemudian diperintahkan untuk membunuh Tuan Leurs, kepala Departemen Pekerjaan Umum, satu-satunya calon korban kulit putih malam itu. Ia pun berhasil dibunuh. Namun istri dan anak-anaknya tak disentuh. Massa kemudian membubarkan diri. Sebagian kembali ke rumah Muhammad Yusuf, sebagian lain ke rumah masing-masing. Pemberontakan di Silungkang tersebut menewaskan tujuh orang.
Di lain tempat, barisan yang menuju Sawah Lunto
sudah bergerak sejak pukul 22.00. Rombongan sebanyak 300 orang berjalan kaki
menuju ke Sawah Lunto melewati Muara Kalaban. Di Muara Kalaban sebagian
rombongan terjebak oleh kecurigaan petugas. Sebagian lain di bawah pimpinan
Abdul Muluk Nasution tetap menuju ke Sawah Lunto. Tak lama Abdul Muluk heran
karena terdengar suara ledakan dan tembakan dari arah Muara Kalaban. Padahal
seharusnya serangan ke barak polisi Muara Kalaban dilakukan tepat pukul 12
malam.
Abdul Muluk kemudian mengingat malam itu, “Kami
mulai gelisah disebabkan bunyi bom dari arah Sawah Lunto belum kedengaran,
malah Muaro Klaban telah mendahuluinya. Menurut rencana, barisan yang dipimpin
Muluk Caniago dan Karim Marokko memulai merebut tangsi polisi Muara Klaban ini
seharusnya tepat pukul 12 tengah malam serentak dengan di Sawah Lunto. Mengapa
sampai demikian, itulah yang menjadi pertanyaan di hati kami.”
Abdul Muluk bertambah bingung karena tak lama ia mendapat
kabar rencana pemberontakan di Sawah Lunto sudah diketahui aparat. Kelompok
garnisun militer di bawah Mayor Pontoh juga ditangkap dan gagal melakukan
pemberontakan. Kebingungan berubah menjadi kekacauan ketika mereka bertemu
dengan konvoi polisi. Senjata menyalak dari konvoi polisi. Granat tangan yang
dilempar rombongan Abdul Muluk tak mampu melawan konvoi. Seketika rencana
hancur berantakan, Abdul Muluk bersama kawan-kawannya ditangkap.
Catatan:
1.
Sumber
tulisan https://www.kiblat.net/2016/10/03/pemberontakan-kaum-merah-di-silungkang
2.
Gambar
diambil dari google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar