Rabu, 19 Februari 2020

Jenderal Imamura Jepang Mengusir Belanda dari Bumi Nusantara Hanya Melalui Gertakan.


Pada pertemuan pertama Ir. Sukarno dengan panglima Perang Jepang Imamura yang menggusur Belanda dari tanah air nusantara ini, Bung Karno mengucapkan terima kasih kepadanya karena telah berhasil mengusriBelanda. “ Terima kasih, Jenderal terima kasih, karena Jenderal telah berhasil mengusir Belanda dari negeri kami. Saya telah mencobanya selama bertahun-tahun; kami telah mencobanya selama puluhan tahun, tetapi hanya Jenderal Imamura yang berhasil

Menurut catatan Sukarno, wajah  Panglima militer Wilayah XVI selama percakapan selalu serius, kemudian mulai tersenyum. Dengan raut wajah riang, Jenderal Imamura justru menjelaskan, “Ir. Sukarno, boleh saya menceritakan  bagaimana saya menaklukkan orang kulit putih yang di Jawa dianggap sangat perkasa? Dengan menggertak mereka. Hanya dengan gertakan. Pada waktu tentara XVI mendarat di Jawa, pasukan saya hanya tersisa beberapa  batalyon sehingga harus saya bagi-bagi. Sebagian mendarat di Jawa Barat, sebagian mendarat di Jawa tengah, sebagian di dekat Jakarta dan sisanya di Banten. Setelah berhasil mendarat, pasukan yang secara lansung berada di bawah komando saya bergerak secepat mungkin menuju pangkalan udara Kalijati.. Terus terang kondisi pasukan tersebut  telah compang camping.. Anak buah saya memiliki senapan, tetapi persediaan pelurunya sangat terbatas. Sebelum kami mendarat di Jawa, Gubernur Jenderal Hindia – Belanda malah sudah lebih dahulu melarikan diri ke Bandung.”

Karena  pernah tinggal di Bandung semasa mahasiswa, Sukarno member komentar, “ Bandung terlindung oleh gunung-gunung, dia pasti menganggap kota tersebut dapat dipertahankan.” “Benar” kata Immaura sambil melanjutkan kalimatnya  .

“Saya menghubungi bandung sekaligus mengajak Letnan jenderal  Ter Poorten berunding di Kalijati. Ketika dia datang, saya sengaja menunggunya di ruangan yang sempit, dengan suara gaduh di luar ruangan. Sebenarnya saya tidak punya pasukan, tetapi saya lansung menggertak, “Kapan Tuan mau menyerah? Kalau tuan tidak mau menyerah saya akan segera melenyapkan Bandung dari muka bumi. Dengan gertakan semacam itu Ter Poorten lansung berkata, “Tentara di seluruh Hindia Belanda menyerah.”

Sukarno memberi komentar, “Dengan sisa  tentara yang terpecah-pecah dan kekurangan perbekalan, Tuan telah mampu mengusir orang Belanda, para penindas sejati orang Indonesia. Untuk itu saya harus berterima kasih kepada Tuan.”

Begitulah kisah berakhirnya penjajahan Belanda yang telah berlansung  selama 350 tahun yang menimbulkan penderitaan yang tidak sedikit bagi rakyat Nusantara. Nanun Belanda yang tidak pernah menang perang melawan suatu Negara yang berdaulat terusir dengan hina dari bumi Nusantara ini nantinya berusaha kembali untuk menjajah dan rakyat Indonesia yang patriot membutuhkan waktu lima tahun untuk kembali mengusirnya.
Catatan:
-    Naskah dikutip lansung dari : Catatan Julius Pour, JAKARTA 1945, Awal Revolusi Kemerdekaan, Pt. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. (Halaman 22-23)
- Gamabar : Gambar google