Kamis, 25 April 2024

Fakta Mengerikan, Kematian Patrice Lumumba Perdana Mentri Dari Republik Kongo Pertama tahun 1960-61

 

Pada tahun 1960, Republik Demokratik Kongo (dulunya dikenal sebagai Kongo Belgia) meraih kemerdekaannya dari Belgia setelah bertahun-tahun penjajahan. Namun, perjalanan menuju kemerdekaan yang seharusnya membawa kegembiraan bagi bangsa Kongo ternyata diwarnai oleh intrik politik, ambisi pribadi, dan campur tangan asing yang merusak. Di tengah pergolakan politik ini, Patrice Lumumba, seorang figur karismatik yang dipandang sebagai simbol perjuangan kemerdekaan, naik menjadi Perdana Menteri yang pertama dari Kongo yang merdeka.


Lumumba lahir pada tahun 1925 di wilayah Kasai di Kongo. Dia adalah seorang intelektual yang berpendidikan dengan keberanian politik yang besar. Pemikiran anti-kolonialnya dan visi untuk mengubah Kongo menjadi negara yang merdeka, makmur, dan adil membuatnya dihormati oleh banyak orang di dalam dan luar negeri. Namun, kepemimpinannya segera dihadapi dengan tantangan serius.


Ketegangan politik di Kongo meningkat segera setelah kemerdekaan. Provinsi Katanga yang kaya akan sumber daya alam, terutama bijih tembaga, dipimpin oleh Moise Tshombe yang mendeklarasikan kemerdekaan Katanga dari pemerintah pusat Lumumba. Hal ini memicu krisis yang melibatkan campur tangan asing, dengan Belgia dan beberapa perusahaan internasional tertarik untuk mempertahankan akses mereka terhadap kekayaan alam Katanga.


Dalam upaya untuk menegaskan otoritas pemerintah pusat, Lumumba meminta bantuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat. Namun, dukungan asing terhadap pemerintah Kongo tidak stabil. Terutama, Amerika Serikat dan Belgia melihat Lumumba sebagai ancaman terhadap kepentingan mereka di Kongo. Mereka mulai mendukung gerakan separatis di Katanga, bahkan secara diam-diam menyediakan dukungan militer dan finansial kepada Tshombe.


Pada 5 September 1960, Lumumba dipecat dari jabatannya sebagai Perdana Menteri oleh Presiden Joseph Kasa-Vubu. Tetapi Lumumba menolak untuk mundur dan tetap mempertahankan dukungan dari sebagian besar parlemen. Ini menghasilkan perebutan kekuasaan yang memuncak dalam krisis konstitusional yang mengguncang Kongo.


Pada akhirnya, Lumumba ditangkap oleh pasukan yang setia kepada Kasa-Vubu, yang dikuasai oleh kolonel Jenderal Joseph Mobutu, yang kemudian menjadi presiden. Dia kemudian diserahkan kepada pasukan Katanga yang didukung oleh Belgia. Lumumba disiksa dan dibunuh secara brutal pada 17 Januari 1961, di bawah pengawasan otoritas Belgia dan mungkin dengan dukungan CIA 




Kematian Lumumba tidak hanya merupakan tragedi bagi Kongo, tetapi juga mencerminkan tragedi yang lebih besar dalam perjuangan bangsa-bangsa Afrika untuk kemerdekaan dan kedaulatan. Itu menyoroti campur tangan asing yang merusak dan intrik politik yang melibatkan kepentingan asing dalam urusan dalam negeri Afrika. Lumumba meninggalkan warisan perjuangan untuk kemerdekaan, dan pengorbanannya menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan dan intervensi asing di Afrika.

Note : Gambar diambil dari google