Kamis, 21 Oktober 2021

Pertempuran Ambarawa, Pasukan Inggris Pemenang Perang Dunia Keok Berhadapan Pasukan Indonesia yang Baru dibentuk

Pasukan Inggris sebagai pemenang perang dunia ke-2 untuk membebaskan tawanan perang yang dipenjara oleh Jepang. Namun Inggris juga berniat tidak baik yaitu mempersiapkan pasukan Belanda untuk kembali mengusai Indonesia. Seperti umum kita ketahui Belanda yang tidak pernah menang melawan Negara berdaulat seperti Jerman dan Jepang, ketika Indonesia merdeka tidak berani datang sendiri tapi membonceng tentara Inggris



Pertempuran terjadi terjadi antara 20 Oktober sampai 15 Desember 1945 di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.  Pertempuran Ambarawa dimulai saat pasukan Sekutu dan NICA atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda mulai mempersenjatai tawanan perang Belanda di Ambarawa dan Magelang. 



Sebenarnya seluruh Negara di dunia termasuk Inggris  sudah mengetahui Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaanya Dengan mereka mempersenjatai tawanan perang Belanda ini tentu saja memicu kemarahan  penduduk setempat.  Hubungan pun semakin runyam saat Sekutu mulai melucuti senjata anggota Angkatan Darat Indonesia.



Latar Belakang Peristiwa Pertempuran Ambarawa dimulai saat terjadi insiden di Magelang.  Pada 20 Oktober 1945, Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 atau militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh Brigadir Bethell.  Oleh pihak Republik Indonesia, Bethell diperkenankan untuk mengurus pelucutan pasukan Jepang. Ia juga diperbolehkan untuk melakukan evakuasi 19.000 interniran Sekutu (APW) yang berada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang.  Tetapi, ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA (Netherland Indies Civil Administration) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.  Mereka kemudian mempersenjatai para tawanan Jepang.



  Pada 26 Oktober 1945, insiden ini pecah di Magelang. Pertempuran pun berlanjut antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Inggris.  Pertempuran sempat berhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell di Magelang pada 2 November 1945.  Mereka pun mengadakan perundingan untuk melakukan gencatan senjata.  Melalui perundingan tersebut tercapai sebuah kesepakatan, antara lain: Pihak Inggris akan tetap menempatkan pasukannya di Magelang untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi APW. 



 Jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia dan Inggris.  Inggris tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di bawah kekuasaannya. Sayangnya, pihak Inggris mengingkari perjanjian tersebut.  Kesempatan dan kelemahan yang ada dalam pasal tersebut dipergunakan Inggris untuk menambah jumlah pasukannya yang berada di Magelang. 



Puncak Pertempuran Pada 20 November 1945, di Ambarawa pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pasukan Inggris.  Pada 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara. Pertempuran mulai berkobar pada 22 November 1945, saat pasukan Inggris melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung di sekitar Ambarawa.  Pasukan TKR bersama pasukan pemuda lain yang berasal dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura membentuk garis pertahanan sepanjang rel kereta api dan membelah Kota Ambarawa. Dari arah Magelang, pasukan TKR dari Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar.  Serangan ini bertujuan untuk memukul pasukan Inggris yang berkedudukan di Desa Pingit. Pasukan Imam pun berhasil menduduki Pingit. 



Sementara itu, kekuatan di Ambarawa semakin bertambah dengan datangnya tiga batalion yang berasal dari Yogyakarta.  Mereka adalah Batalion 10 Divisi X di bawah pimpinan Mayor Soeharto, Batalion 8 di bawah pimpinan Mayor Sardjono, dan Batalion Sugeng.  Meskipun tentara Inggris sudah dikepung, mereka tetap mencoba menghancurkan kepungan tersebut.  Kota Ambarawa dihujani dengan tembakan meriam.  Untuk mencegah jatuhnya korban, TKR diperintahkan untuk mundur ke Bedono oleh masing-masing komandannya. 



 Bala bantuan dari Resimen 2 dipimpin M. Sarbini dan Batalion Polisi Istimewa dipimpin Onie Sastoatmodjo serta Batalion dari Yogyakarta berhasil menahan gerakan musuh di Desa Jambu. Di Desa Jambu terjadi rapat koordinasi dipimpin oleh Kolonel Holand Iskandar.  Rapat ini menghasilkan terbentuknya suatu komando yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran bertempat di Magelang.



Pada 26 November 1945, salah satu pimpinan pasukan  gugur. Ia adalah Letnan Kolonel Isdiman, pemimpin pasukan asal Purwokerto.  Posisinya pun digantikan oleh Kolonel Soedirman.  Sejak saat itu, situasi pertempuran berubah semakin menguntungkan pihak TKR.  Pada 5 Desember 1945, musuh berhasil terusir dari Desa Banyubiru.  Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan mengumpulkan para komandan sektor.  Berdasarkan dari laporan para komandan sektor, Kolonel Soedirman menyimpulkan bahwa posisi musuh sudah terjepit. Maka perlu segera dilancarkan serangan terakhir, yaitu: Serangan pendadakan dilakukan serentak dari semua sektor. Tiap-tiap komandan sektor memimpin serangan.



Para pasukan badan-badan perjuangan (laskar) disiapkan sebagai tenaga cadangan. Serangan  dimulai pada 12 Desember pukul 04.30. Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak menuju target masing-masing.  Dalam kurun waktu 1,5 jam, mereka sudah berhasil mengepung kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Pasukan Inggris yang sudah merasa terdesak berusaha untuk memutus pertempuran.  Pada 15 Desember 1945, pasukan Inggris meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Semarang. 



Para pejuang yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa pada 20 November 1945 dalam  upaya untuk mempertahankan kemerdekaan adalah: Letkol Isdiman  Letnan Kolonel Isdiman adalah perwira Tentara Keamanan Rakyat yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa. Isdiman lahir di Pontianak pada 12 Juli 1913.  Letkol Isdiman merupakan orang kepercayaan dari Kolonel Soedirman untuk mengatur siasat pertempuran di Ambarawa.  Letkol Isdiman menjadi pemimpin pasukan yang berasal dari Purwokerto.  Semasa perjuangannya, Isdiman sudah berusaha menunjukkan keberanian dan kemampuannya sebagai seorang pemimpin.  Namun, sewaktu menjalankan tugas, Isdiman harus gugur. Ia diberondong tembakan pesawat tempur RAF pada 26 November 1945.  Ia pun dibawa ke Magelang. Namun, Letkol Isdiman gugur dalam perjalanan menuju ke Magelang.



Begitulah pertempuran Ambarawa yang dipimpinOleh Jenderal Sudirman yang waktu itu masih berpangkat colonel. Kalau kita baca sejarah, pertempuran Ambarawa ini merupakan suatu kebanggaan kita sebagai bangsa yang baru merdeka berhasil memukul tentara Inggris yang masih dalam suasana eforia sebagai pemenang perang dunia ke 2 melawan Jerman. Semoga tulisan ini dibaca oleh generasi sekarang yang sudah banyak melupakan sejarah

Catatan:

:1. Sumber tulisan https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/22/161749679/pertempuran-ambarawa-latar-belakang-tokoh-akibat-dan-akhir?page=all

2. Gambar diambil dari google.

 

Selasa, 12 Oktober 2021

Perang Karansebes, Perang Terkonyol Dalam Sejarah

 


Perang Karansebes adalah peperangan antara Turki Usmaniah dengan koalisi Negara-negara Eropa yang terdiri Austria, Jerman dan Perancis di daerah Rumania Karansebes pada tanggal 21 -22 September tahun 1788. Perang ini diktakan perang terkonyol karena Turki memenangkan pertempuran tanpa korban satu orangpun sedangkan koalisi Eropa yang berjumlah 100 ribu orang kehilangan 10 ribu pasukan yang tewas dan luka-luka



Konyolnya hilangnya nyawa  sepuluh ribu prajurit itu bukan karena dihajar pasukan Turki lawan mereka, tapi karena mereka saling berbunuhan akibat mabuk minuman keras.

Kejadiannya bermula ketika Pasukan  Austria, Jerman dan Perancis mendirikan kemah untuk bermalam dalam rangka memperisiapkan perang melawan pasukan Turki.  Sedangkan beberapa pasukan pengintai ditugaskan untuk jaga malam dan memeriksa pedesaan terdekat untuk mengecek kehadiran pasukan Turki.



Pasukan yang berpatroli  tidak menemukan  pasukan  Turki, melainkan sekelompok kaum gipsi yang menawarkan pada mereka  minuman beralkohol. Tawaran mereka terima dengan senang hati. Alih-alih mengintai keberadaan pasukan Turki mereka mabuk-mabukan berpesta minukan keras. Kemudian  muncul pasukan infanteri gabungan Austria, Jerman dan Perancis,  menemukan kelompok pengintai yang sedang berpesta tersebut. Pasukan gabungan yang juga  ditugaskan untuk mengintai itu ikut pula  minum alkohol bersama-sama. Entah apa penyebabnya diantara pasukan yang mabuk ini  terjadi  pertengkaran diatara mereka. Salah seorang dari yang bertengkar ini melepaskan tembakan.


Kemudian, kemudian prajurit yang mabuk ini mulai saling menyerang satu sama lain. Selama pertikaian, beberapa tentara mulai berteriak, "Turci! Turci!" ("Turki! Turki!"). Mendengar ini  para prajurit berkuda melarikan diri dari tempat kejadian, mengira tentara Turki sudah ada di depan mata. Sebagian besar infanteri juga ikut kabur; tentara itu terdiri dari orang-orang Austria, Serbia, Kroasia, orang Italia dari Lombardia serta etnis minoritas lainnya, di mana banyak dari mereka tidak dapat memahami bahasa satu sama lain. Para tentara yang bertikai kemudian lari ketakutan. Situasi menjadi makin genting ketika petugas yang berniat melerai berteriak, "Halt! Halt!" (Hentikan! Hentikan!) yang disalahpahami oleh tentara yang tidak bisa bahasa Jerman sebagai "Allah! Allah!

Ketika prajurit berkuda melarikan diri ke arah kamp, seorang komandan korps, Jenderal Artileri Colloredo, mengira bahwa itu adalah serangan kavaleri oleh tentara Ottoman dan mulai menembakkan artileri. Sementara itu, seisi kamp terbangun karena suara baku tembak dan segera melarikan diri. Pasukan menembaki hampir semua orang, mengira tentara Turki sudah ada di mana-mana; kenyataannya, mereka menembak sesama tentara Austria. Insiden itu memuncak di mana seluruh pasukan mundur dari tempat mereka, dan Kaisar Joseph II mendorong kudanya ke sungai kecil.



Esoknya   ketika  pasukan Turki Utsmani baru tiba mereka menemukan hal yang diluar dugaan mereka. Mereka yang semula mebayangkan akan menghadapi pertempuran yang dasyat  kini  melihat ribuan tentara  musuh yang terluka beserta mayat bergelimpangan di hadapan mereka . Dengan tidak melalui pertempuran dan tanpa satupun nyawa melayang pasukan Turki dengan mudahnya dapat menguasai CaransebeČ™.

 

Catatan:

1.      Naskah duktip dari berbagai sumber salah satunya https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Kar%C3%A1nsebes

2.      Gambar diambil dari google

 

 

Rabu, 06 Oktober 2021

5 versi Pelaku Pemberontakan G 30 S PKI

 


Akhir-akhir ini masalah PKI mencuat dalam perbincangan dan berita baik di media social dan dalam perbincangan umum di negeri kita. Banyak kalangan dengan indicator tertentu menyatakan PKI atau paham komunis akan bangkit lagi. Malah Jendral Purnawiran Gatot Nurmantio bekas panglima Abri mensyanyilir kaum komunis sudah menyusup ke tubuh TNI. Namun berbagai kalangan menyatakan ketakutan akan kebangkitan komunis suatu yang berlebihan dan jauh panggang dari api.



Diskusi lain yang tak kalah menariknya tentang Pemberontakan G 30 S PKI itu sendiri. Bahwa pemberontakan itu merupakan rekayasa Pak Harto dalam mengkudeta Presiden pertama RI Bapak Sukarno. Banyak argument-argumen yang tidak didukung oleh data yang kuat menyalahkan orde baru dan pihak PKI adalah sebagai korban. Yang mencemaskan dalam hal ini karena kebebasan berbicara sekarang ini orang yang tidak punya pengetahuan sejarah (berdasarkan pernyataan mereka) ikut-ikut pula berbicara yang ujung-ujungnya memojokkan Pak Harto atau rezim orde baru.

Nah sebenarnya siapa dalang pemberontakan G 30 S PKI itu? Ini sangat menarik. Untuk menjawab itu maka saya tampilkan tulisan ini yang saya kutip lansung dari  LIPUTAN 6 .COM

Versi 1

    1. Partai Komunis Indonesia (PKI)


PKI sebagai dalang sempat menjadi versi resmi sejarah Indonesia. Skenario ini merupakan versi paling populer dan melekat dalam ingatan rakyat Indonesia.

Versi yang berpendapat PKI secara sistematis telah membangun kekuatannya itu dituangkan dalam sebuah buku berjudul Gerakan 30 September. Buku tersebut dikeluarkan oleh pemerintah pada 1994.

Pada buku Palu Arit di Ladang Tebu susunan Hermawan Sulistyo diungkapkan sejumlah tokoh terkemuka, seperti jurnalis dan penulis asal Amerika, Arnold Brackman juga meyakini versi ini. Dia berpendapat Gerakan 30 September didalangi oleh PKI dan biro khususnya di bawah pimpinan Aidit dalang pembantaian itu.

Versi ini didukung bukti berlimpah dalam sidang Mahkamah Militer Luar Biasa, seperti transkrip interogasi jaksa militer khusus.

Versi 2

 Masalah Internal Angkatan Darat



Masalah internal AD sebagai penyebab gerakan 30 September bertolak belakang dengan versi pertama. Teori ini pertama kali tercetus pada tajuk rencana surat kabar PKI, Harian Rakjat yang terbit 2 Oktober 1965.

Hermawan Sulistyo dalam bukunya Palu Arit di Ladang Tebu menyebut ada beberapa fakta kunci yang dianggap mendukung versi ini.

Pertama, para Pahlawan Revolusi itu diculik oleh anggota AD. Tak ada sipil yang terlibat peristiwa tersebut.

Kedua, tidak masuk akal bila PKI berjudi dengan menyingkirkan para jenderal melalui jalan kekerasan, sementara partai itu menikmati perkembangan dan kekuasaan yang sangat menuntungkan.

Sumber lain menyebut gerakan ini muncul karena kesenjangan dalam internal AD.

Versi 3

Tanggung Jawab Sukarno



Sejarawan Amerika Serikat, Anthony Dake, percaya Presiden pertama Sukarno lah yang menyusun skenario peristiwa gerakan 30 September. Hal itu diungkapkan dalam sebuah tesis dan diterbitkan pada 1974.

Dake percaya Sukarno terlibat dalam peristiwa ini untuk menyingkirkan pimpinan puncak Angkatan Darat. Kepercayaannya tersebut berasal dari laporan interogasi mendalam terhadap ajudan Sukarno, Kolonel Bambang Widjanarko.

Indonesianis, Harold Crouch meragukan pendapat Dake. Dia menilai tesis itu lemah. Memang, keterangan Widjanarko diduga menunjukkan Sukarno cenderung mendukung gerakan yang bertujuan melawan pimpinan AD. Namun, bukti ini tidak cukup untuk menunjukkan Sukarno mendalangi gerakan 30 September.

Versi 4

Ulah Soeharto



Versi Soeharto sebagai dalang kudeta tersebut muncul dari kecurigaan nama Panglima Kostrad itu tidak masuk dalam daftar anggota AD yang diculik. Terlebih, Soeharto adalah jenderal yang biasa mewakili Panglima AD dalam sejumlah kesempatan.

Teori ini mengemuka dari pendapat Willem Frederik Wertheim, seorang profesor dari Municipal University of Amsterdam. Hal itu dituangkannya dalam artikel berjudul Soeharto and the Untung Coup-The Missing Link (1970).

Spekulasi mengenai peran Soeharto dalam merencanakan aksi ini muncul ketika dia membuat cerita tidak konsisten mengenai perjumpaannya dengan Kolonel Latief.
Versi 5

Jaringan Intelijen



Versi ini meyakini jaringan intelijen AD sendirilah yang memprakarsai Gerakan 30 September. Baik atas usaha sendiri maupun bantuan agen intelijen asing. Hal ini diungkap dalam buku Palu Arit di Ladang Tebu.

Teori tersebut menyimpulkan tidak ada bukti konkrit dan independen yang menunjukkan adanya hubungan rahasia antara Aidit dengan G 30 S.

Keterlibatan negara-negara asing, khususnya dinas intelijen mereka, juga dipakai untuk mendukung versi ini.

Sumber lain mengatakan Amerika lah membujuk AD untuk mengambil kekuasaan dari tangan Sukarno yang prokomunis dengan membentuk Dewan Jenderal. Penculikan yang kemudian diembuskan sebagai tindakan pemberontakan inilah yang kemudian dijadikan dasar tentara untuk membubarkan PKI dan memburu kader-kadernya sampai habis.



Nah itulah 5 versi tentang dalang pemberontakan G 30 S PKI. Namun mencuat akhir-akhir kecendrungan adalah versi 1 dan versi  4.  Versi pertama yang menyatakan PKI dalang dari bencana Nasional. Kalau kita baca buku-buku dan wawancara  nya di youtube Salim Said dan generasi yang menjadi saksi ketika kejadian itu cendrung menbenarkan versi 1 ini. Sebaliknya trah Bung Karno seperti Sukmawati dan partai tertentu serta generasi yang tidak punya pengetahun tentang sejarah cendrung versi 4 yaitu pemberontakan G #) S yang gagal adalah ulah dan rekayasa Pak Harto.

Pembaca, silakan simpulkan sendiri berdasarkan referensi bacaan masing-masing

Catatan :

1.    1.Teks bersumber dari https://www.liputan6.com/news/read/2615743/5-skenario-dalang-gerakan-30-september

2.    2. Gambar diambil dari google