Senin, 26 Agustus 2024

Akhir Hidup Tragis Leon Trotsky, Pendiri Tentara Merah Uni Soviet, Terusir dan TerbunuhJauh di Pengasingan

Leon Trotsky, seorang revolusioner terkemuka dan salah satu pendiri Tentara Merah Uni Soviet, mengalami akhir hidup yang tragis dan penuh konspirasi. Lahir dengan nama asli Lev Davidovich Bronstein di Ukraina pada tahun 1879, Trotsky memainkan peran penting dalam Revolusi Rusia 1917 dan menjadi salah satu arsitek utama dari negara Soviet yang baru. Namun, setelah pertarungan kekuasaan yang panjang dan penuh intrik dengan Joseph Stalin, Trotsky diasingkan dan akhirnya dibunuh dengan brutal pada tahun 1940.

Masa Awal dan Revolusi Rusia



Trotsky bergabung dengan gerakan Marxisme sejak usia muda dan menjadi salah satu pemimpin utama dalam Revolusi Rusia. Dia dikenal karena kecerdasannya yang tajam, kemampuan oratoris yang luar biasa, dan keahliannya dalam strategi militer. Setelah Revolusi Oktober 1917, Trotsky menjabat sebagai Komisaris Rakyat untuk Urusan Luar Negeri dan kemudian menjadi pendiri serta pemimpin Tentara Merah, pasukan bersenjata yang mempertahankan kekuasaan Bolshevik selama Perang Saudara Rusia.

Trotsky dan Lenin awalnya merupakan sekutu dekat dalam pemerintahan Bolshevik. Namun, setelah kematian Lenin pada tahun 1924, persaingan untuk memperebutkan kendali Partai Komunis Uni Soviet semakin intens. Trotsky menghadapi oposisi dari faksi yang dipimpin oleh Stalin, yang mengkritik posisi Trotsky yang lebih radikal dan ideologinya yang dianggap kurang pragmatis.

Konflik dengan Stalin dan Pengasingan



Pertarungan politik antara Trotsky dan Stalin semakin memanas, dengan Stalin perlahan-lahan memperkuat posisinya di dalam partai dan mengumpulkan dukungan dari berbagai faksi. Pada tahun 1927, Trotsky dikeluarkan dari Partai Komunis dan kemudian diasingkan ke Almaty di Kazakhstan, yang saat itu masih bagian dari Uni Soviet. Dua tahun kemudian, pada tahun 1929, Trotsky diasingkan dari Uni Soviet sepenuhnya dan pindah dari satu negara ke negara lain, termasuk Turki, Prancis, dan Norwegia, sebelum akhirnya menetap di Meksiko.



Di pengasingan, Trotsky terus menulis dan mengkritik kebijakan Stalin dan Uni Soviet di bawah kepemimpinannya. Dia mendirikan Gerakan Oposisi Kiri Internasional untuk menentang apa yang dianggapnya sebagai pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip revolusi oleh Stalin. Namun, kritiknya ini membuatnya menjadi musuh utama Stalin dan membuatnya berada dalam bahaya besar.

Pembunuhan di Meksiko



Pada tahun 1936, setelah berkelana dari satu negara ke negara lain, Trotsky diberikan suaka politik di Meksiko. Di sana, dia tinggal di rumah pasangan seniman terkenal Diego Rivera dan Frida Kahlo sebelum pindah ke rumahnya sendiri di Coyoacán, sebuah distrik di Kota Meksiko. Meskipun berada di pengasingan dan jauh dari Rusia, Trotsky terus berusaha mengorganisir oposisi terhadap Stalin, menulis artikel, buku, dan pidato yang mengkritik rezim Stalin dengan keras.



Pada tanggal 20 Agustus 1940, Trotsky diserang di rumahnya di Coyoacán oleh Ramón Mercader, seorang agen rahasia Uni Soviet yang menyusup ke lingkaran dalam Trotsky dengan menyamar sebagai pendukungnya. Mercader memukul kepala Trotsky dengan kapak es, menyebabkan luka fatal yang membuat Trotsky meninggal keesokan harinya pada tanggal 21 Agustus 1940. Pembunuhan ini adalah puncak dari kampanye panjang yang dilakukan Stalin untuk menyingkirkan Trotsky dan menghapus pengaruhnya dari sejarah Soviet.

Warisan Trotsky



Kematian Leon Trotsky menandai berakhirnya salah satu tokoh revolusioner paling berpengaruh dalam sejarah modern. Meskipun Trotsky kalah dalam pertarungan politik dengan Stalin dan dihapus dari sejarah resmi Uni Soviet selama era Stalin, ide-idenya terus berpengaruh dalam gerakan sosialis di seluruh dunia. Trotskyisme, interpretasi Marxisme berdasarkan ajarannya, tetap menjadi salah satu aliran penting dalam politik kiri hingga hari ini.



Akhir hidup Trotsky yang tragis dan pembunuhannya yang brutal mencerminkan betapa kerasnya perjuangan politik di Uni Soviet selama era Stalin, di mana perbedaan pendapat sering kali berarti hukuman mati. Namun, meskipun diasingkan dan dibunuh, gagasan-gagasan Trotsky tentang revolusi permanen, demokrasi sosialis, dan perlawanan terhadap totalitarianisme tetap hidup sebagai bagian penting dari warisan revolusi dan politik radikal.


Catatan :

1. Naskah dibuat dengan bantuan CHAT GPT

2. Gambar dari Google

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar