Tanggal 1 Pebruari 1858 Sultan Siak menandatangani perjanjian dengan Pemerintahan Hindia Belanda yang
menjadikan Kesultanan Siak sebagai salah satu bagian dari pemerintah Hindia
Belanda.
Dari perjanjian tersebut, Kesultanan Siak Sri Inderapura kehilangan kedaulatannya pada setiap pengangkatan raja atau setiap
pengangkatan raja harus mendapat persetujuan dari Belanda. Dalam pengawasan
wilayah, Belanda mendirikan pos militer di Bengkalis dan melarang Sultan Siak
untuk melakukan perjanjian dengan pihak asing tanpa persetujuan Residen Riau
(Pemerintahan Hindia-Belanda).
Kesultanan Siak Sri Inderapura didirikan oleh Raja Kecil
atau Sultan Abdul Jalil. Dalam
perjalanannya Sultan Abdul Jalil yang mengklaim dirinya sebagai pewaris Malaka
melakukan ekspansi wilayah kekuasaan yang dimulai dengan memasukkan. Rokan
kedalam wilayah Kesultaanan Siak serta membangun pertahanan armada laut di
Bintan. Tahun 1740-1745 Sultan Abdul Jalil mampu menaklukkan beberapa kawasan di Semenanjung Malaya.
Kesultanan Siak
mencapai puncak kejayaannya pada abad XVIII dengan menjadi kekuatan yang
dominan di pesisir timur Sumatera. Tahun 1780, Kesultanan Siak mampu menaklukkan
daerah Langkat, Deli, dan Serdang. Di bawah
perjanjian kerjasama dengan VOC (1784), Kesultanan Siak membantu VOC untuk
menyerang dan menundukkan Selangor. Sebelumnya mereka telah bekerjasama untuk
memadamkan kudeta dari Raja Ali Fisabilillah di Pulau Penyengat.
Timbulnya pertikaian internal Siak serta persaingannya
dengan Inggris dan Belanda semakin melemahkan pengaruh hegemoni Kesultanan Siak
atas wilayah-wilayah yang pernah dikuasainya. Kepentingan-kepentingan kekuatan
asing semakin menjadikan Siak berada pada posisi yang terus melemah.
Terlebih saat pemerintahan Hindia-Belanda memaksa Sultan
Siak untuk menyerahkan wilayah Bengkalis kepada Residen Riau melalui perjanjian
yang ditandatanganinya pada tanggal 26 Juli 1873. Akan tetapi di tengah tekanan
dari Belanda tersebut, Kesultanan Siak masih mampu bertahan sampai kemerdekaan
Indonesia. Sekalipun semasa pendudukan Jepang, sebagian besar kekuatan militer
Kesultanan Siak sudah tidak berdaya lagi.
(Sumber: Krisna Bayu Adji: Sejarah Runtuhnya
Kerajaan-kerajaan di Nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar