Selasa, 26 September 2017

GERAKAN 30 SEPTEMBER, JENDRAL AHMAT YANI SEBENARNYA SUDAH DIBERI TAHU, TAPI …


Pada bulan September ini, tahun 1965 bangsa Indonesia mengalami peristima besar, tragedy kebangsaan dan juga tragedy kemanusiaan yaitu dengan Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang meninggalkan luka yang mendalam bagi rakyat Indonesia dengan korban nyawa yang tidak sedikit. Sungguh peristiwa yang memilukan. Ribuan atau bahkan jutaan nyawa melayang dengan menggemaskan, ribuan keluarga berantakan dan tercerai berai.



Pemberontakan PKI tahun 1965 dimulai dengan penculikan  dan pembunuhan    7 petinggi  militer dari  angkatan darat dan beberapa orang lainnya. Para Jenderal yang terbunuh tersebut adalah  Letjen TNI Ahmad Yani, Mentri/Panglima Angkatan Darat, Mayjen TNI Raden Suprapto, Mayjen TNI Mas Tirto Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan dan Brigjen TNI Sutoyo Siwwomiharjo.

Semua Jenderal itu adalah pimpinan tertinggi militer yang organisasinya terkenal mumpuni dengan jaringan intelijen yang handal. Kenapa mereka bisa disergap dan dilumpuhkan dengan mudah oleh pasukan penculiknya? Kenapa intelijen tidak mencium peristiwa yang tragis ini?

Ruapanya Jenderal Ahmad Yani  sudah diberi tahu peristiwa ini akan terjadi. Brigadir  Jenderal TNI  Soegandi sudah menyampaikan  kepada  Jenderal ini informasi bahwa  PKI akan mengadakan Kudeta. Informasi seperti itu kabarnya sudah beberapa kali disampaikan oleh beberapa orang.

Namun  informasi ini bukan membuat Pimpinan tinggi militer ini waspada malah anehnya jenderal ini diluar dugaan  memulangkan  pasukan tambahan yang diperbantukan  kepada pengawal tetap yang menjaga kediamannya. Kemudian terjadilah tragedy berdarah yang  semua kita mengetahuinya  sebagai Peristiwa GESTAPU.

Sumber : Salim Haji Said, Gestapu 65, PKI, Aidid, Sukarno dan Soeharto, Penerbit Mizan Bandung
Gambar dari : google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar