Jumat, 12 Februari 2021

Perang Terdasyat yang Pernah Terjadi di Indonesia (Part I)


 Menyimak sejarah Indonesia, kita akan mengetahui kehidupan di nusantara ini tidak selalu melus dan tentram. Berbagai gejolak yang membuat rakyat menderita. Bahkan Bangsa kita pernah juga mengamai genosida seperti tanaman paksa yang membuat rakyat banyak yang meninggal secara perlahan-lahan, pembangunan jalan Daendels dan pembantain rakyat di Banda Neira. Secara garis besar ada 7 perang besar yang terjadi di Nusantara baik semasa zaman penjajahan maupun setelah proklamasi kemerdekan seperti yang dilansir oleh IDN TIMES.

1. Perang Gerilya Jenderal Soedirman



Perang gerilya dipimpin oleh Jenderal Besar Raden Soedirman, perwira tinggi kelahiran 24 Januari 1916. Strategi perang ini merupakan respons atas Agresi Militer Belanda II. Dalam kondisi lemah akibat penyakit TBC, Soedirman tak gentar untuk terus bergerilya melawan penjajah. Bersama sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, mereka berjalan jauh melewati hutan, gunung, sungai, dan lembah.

Puncak perang ini terjadi pada pagi hari di tanggal 1 Maret 1949. Serangan besar-besaran ini dilakukan di seluruh wilayah Indonesia dengan fokus utama di Yogyakarta, ibu kota Indonesia pada masa itu. Dalam waktu 6 jam, Kota Yogyakarta berhasil dikuasai oleh pasukan Indonesia dan peristiwa ini dikenang sebagai Serangan Umum 1 Maret 1949.

Sedihnya, setelah peristiwa tersebut, Soedirman masih harus berjuang untuk melawan TBC. Ia dirawat berpindah-pindah, dari Panti Rapih, sanatorium di dekat Pakem, hingga pindah ke Magelang di bulan Desember 1949. Soedirman mengembuskan napas terakhirnya di Magelang pada 29 Januari 1950 pukul 18:30 pada usia yang relatif muda, yakni 34 tahun. Selamat jalan, pahlawan!

2. Puputan Margarana



Perang dahsyat juga pernah terjadi di Bali yang dikenal dengan Puputan Margarana, tepatnya pada 20 November 1946. Sang pemimpin perang adalah Kolonel I Gusti Ngurah Rai dan dilakukan untuk mempertahankan desa Marga dari serangan NICA. Masyarakat Bali berprinsip untuk terus melawan, pantang bagi mereka untuk mundur dan menyerah.

Karena prinsip ini, sebanyak 96 orang gugur, termasuk I Gusti Ngurah Rai. Sementara, di pihak Belanda kehilangan 400 orang akibat Puputan Margarana, lebih banyak dari pihak masyarakat Bali. Padahal, Belanda sudah mendatangkan seluruh pasukannya yang berada di Bali plus pesawat pengebom yang didatangkan dari Makassar.

3. Bandung Lautan Api



Bandung Lautan Api adalah peristiwa yang ikonik dan menggetarkan. Pada 24 Maret 1946, 200 ribu penduduk Bandung membakar rumah mereka, lalu menuju ke pegunungan di selatan Bandung. Tujuannya untuk mencegah tentara sekutu dan NICA memakai Bandung sebagai markas strategis militer.

Akibat peristiwa ini, api besar berkobar dan asap hitam mengepul di udara. Strategi ini digunakan karena kekuatan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) tak sebanding dengan kekuatan sekutu dan NICA.

Tak tinggal diam, tentara Inggris pun menyerang sehingga terjadi pertempuran sengit di Desa Dayeuhkolot, Bandung. Di sini terdapat gudang amunisi milik tentara sekutu. Lalu, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) ditugaskan untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Mereka berdua gugur beserta gudang yang terbakar.

(Bersambung Part II)

Catatan:

Sumber tulisan: https://www.idntimes.com/science/discovery/nena-zakiah-1/perang-besar-yang-pernah-terjadi-di-indonesia/7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar