Minggu, 31 Januari 2016

TAN MALAKA DAN PEMBERONTAKAN PKI TAHUN 1926

Dengan membuang Tan Malaka ke negeri Belanda, pemerintah jajahan berharap untuk menyumbat saluran bagi Tan Malaka berhubungan dengan politik, dan rupanya ini keliru. Tan Malaka tiba di negeri Belanda, mendapatkan sambutan hangat dari teman-temannya yang komunis dan malah di Belanda namaTan Malaka semakin populer, bahkan ia sempat dicalonkan menjadi anggota perlemen Belanda.

Dari negeri Belanda Tan Malaka pergi ke Berlin Jerman. Kemudian ia berangkat ke Uni Soviet untuk menghadiri kongres Komunis Internasional (Komintern). Tan Malaka datang ke kongres tersebut sebagai wakil dari komunis Indonesia.
Pada sidang ketujuh tanggal 2 November tahun 1922 di hadapan peserta kongres Tan Malaka berpidato dengan bahasa Jerman. Dalam pidatonya tersebut Tan Malaka menggariskan pentingnya melakukan sinergi antara gerakan komunis dengan Pan Islamisme.

Namun, pidato Tan Malaka yang berapi api tersebut kurang mendapatkan tanggapan positif dari peserta kongres bahkan ada yang berpendapat apabila gerakan islam masuk kedalam gerakan komunis, ini akan merusak tujuan dari gerakan komunis yaitu menciptakan masyarakat tanpa kelas.
Meskipun pidatonya kurang mendapat tanggapan positif, namun karena dianggap mempunyai pengetahuan yang luas terhadap Asia Timur, Tan malaka diberi tugas sebagai penanggungjawab untuk melakukan aksi-aksi, pengorganisasian gerakan-gerakan  komunis di Asia Timur. Karena tugasnya itu Tan malaka berkeliling Asia.
Karena tugasnya itu ia bisa masuk ke Indonesia. Tanggal 7-10 Juni  1924 ia datang ke Batavia (Sekarang Jakarta). Ketika itu Partai Komunis sedang mengadakan kongres. Dalam kongres itu Partai komunis yang namanya ”Perserikatan Komunis di Hindia secara resmi berubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) dan memindahkanan kantornya dari Semarang ke Batavia. Pada 11 – 17 Desember 1924 diadakan lagi kongres PKI di Kota Gede Yogyakarta. Di dalam kongres itu bermunculanlah pidato-pidato yang mengobarkan semangat untuk memberontak kepada pemerintah Jajahan Belanda. Setahun kemudian dalam konfrensi para pemimpin PKI di Prambanan jawa tengah diputuskan kesepakatan bahwa sudah tiba saatnya orang-orang komunis melakukan pemberontakan dan merebut kekuasan dari penjajah Belanda.
Keputusan dalam konfrensi tersebut sangat menggelisahkan Tan Malaka.Ia melihat dengan pemberontakan  tersebut  akan terjadi ancaman akan kelansungan hidup partai Komunis di   Indonesia. Menurut analisa Tan Malaka Partai komunis sangat jauh dari siap untuk melakukan pemberontakan. Dari Manila Philipina, melalui Alimin ia mengirim surat meminta pemberontakan itu dibatalkan. Bunyi suratnya antara lain”

”... mereka itu hanya bersemangat cari mati saja. Kurasa putusan Prambanan itu sesat dan ganti saja dengan pemogokan terus meneru...”
Sayang surat itu tidak disampaikan oleh Alimin kepada PKI dan akhirnya meletuslah pemberontakan PKI pada 1926 di Bedawang, Jakarta, Banten dan Solo. Pemberontakan ini membuat penjajah Belanda melakukan perlawanan dan penangkapan serta pembantaian besar-besaran terhadap angota-anggota dan simpatisan PKI. Dan Gagallah pemberontakan itu. Muso, salah seorang tokoh PKI selamat karena ia sedang berada di Moskow Rusia. Dari manila, Tan Malaka membuat analisa mengenai kegagalan pemberontakan PKI sebagai berikut:

1.      Belum ada situasi yang revolusioner untuk melahirkan suatu revolusi.
2.      PKI belum memiliki tingkat disiplin yang tinggi, dan oleh karena itu sulit untuk menjadi pelopor.
3.      Keyakinan segelintir anggota PKI saja belum cukup untuk melakukan tindakan revolusioner, mayoritas rakyat harus berada di bawah PKI
4.      PKI tidak memiliki tuntutan yang kongkrit.

Ketidak setujuan Tan Malaka terhadap pemberontakan PKI 1926 tersebut akhirnya membuat Tan Malaka dihujat oleh anggota-anggota PKI sebagai penghianat. Tidak berapa lama kemudian, Moskow juga menghujatnya sebagai Troskis dan menuduh kegagalan pemberontakan PKI tahun 1926 akibat kelakuan Tan Malaka yang tidak taat pada garis Moskow Stalin. Brgitulah Tan Malaka, maksudnya ingin menyelamatkan partai, malah dalam negeri ia di hujat, Majikan komunis di Moskow mengecamnya juga.


(Sumber: Paharizal, S. Sos., M.A, Ismantoro Dwi Yuwono, ”Misteri Kematian Tan Malaka)
- Gambar dari google.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar