Kamis, 19 November 2020

Usaha mengusir Penjajah Belanda oleh Kaum Merah di Silingkang Sumatra Barat (Part 3)

 (Bagian 3 dari 4 tulisan)

 


Kepala Nagari Silungkang menjadi yang pertama dibunuh. Selanjutnya tiga orang menyusul tewas. Massa kemudian menyerang kepala Stasiun Silungkang. Namun ia berhasil melarikan diri. Seorang petugas karcis kereta api menjadi sasaran. Stasiun Silungkang juga tak luput dari sasaran.

 Pukul 03.00 massa kemudian kembali ke rumah Muhammad Yusuf. Tak lama mereka kemudian diperintahkan untuk membunuh Tuan Leurs, kepala Departemen Pekerjaan Umum, satu-satunya calon korban kulit putih malam itu. Ia pun berhasil dibunuh. Namun istri dan anak-anaknya tak disentuh. Massa kemudian membubarkan diri. Sebagian kembali ke rumah Muhammad Yusuf, sebagian lain ke rumah masing-masing. Pemberontakan di Silungkang tersebut menewaskan tujuh orang.



Di lain tempat, barisan yang menuju Sawah Lunto sudah bergerak sejak pukul 22.00. Rombongan sebanyak 300 orang berjalan kaki menuju ke Sawah Lunto melewati Muara Kalaban. Di Muara Kalaban sebagian rombongan terjebak oleh kecurigaan petugas. Sebagian lain di bawah pimpinan Abdul Muluk Nasution tetap menuju ke Sawah Lunto. Tak lama Abdul Muluk heran karena terdengar suara ledakan dan tembakan dari arah Muara Kalaban. Padahal seharusnya serangan ke barak polisi Muara Kalaban dilakukan tepat pukul 12 malam.



Abdul Muluk kemudian mengingat malam itu, “Kami mulai gelisah disebabkan bunyi bom dari arah Sawah Lunto belum kedengaran, malah Muaro Klaban telah mendahuluinya. Menurut rencana, barisan yang dipimpin Muluk Caniago dan Karim Marokko memulai merebut tangsi polisi Muara Klaban ini seharusnya tepat pukul 12 tengah malam serentak dengan di Sawah Lunto. Mengapa sampai demikian, itulah yang menjadi pertanyaan di hati kami.”




Abdul Muluk bertambah bingung karena tak lama ia mendapat kabar rencana pemberontakan di Sawah Lunto sudah diketahui aparat. Kelompok garnisun militer di bawah Mayor Pontoh juga ditangkap dan gagal melakukan pemberontakan. Kebingungan berubah menjadi kekacauan ketika mereka bertemu dengan konvoi polisi. Senjata menyalak dari konvoi polisi. Granat tangan yang dilempar rombongan Abdul Muluk tak mampu melawan konvoi. Seketika rencana hancur berantakan, Abdul Muluk bersama kawan-kawannya ditangkap.

 

Catatan:

1.      Sumber tulisan https://www.kiblat.net/2016/10/03/pemberontakan-kaum-merah-di-silungkang

2.      Gambar diambil dari google

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar